99 Cahaya di Langit Eropa (Review)

cover-99for-web1

sumber

Apa yang Anda bayangkan jika mendengar “Eropa”? Eiffel? Colloseum? San Siro? Atau Tembok Berlin?

Bagi Hanum, Eropa adalah sejuta misteri tentang peradaban yang sangat luhur, perdaban keyakinannya, Islam.

Novel “99 Cahaya di Langit Eropa” ini bercerita tentang perjalanan sebuah “pencarian”. Pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua ini.

Dalam perjalanan tersebut, Hanum, sang penulis sekaligus tokoh utama dalam novel tersebut, bertemu orang-orang yang mengajarinya apa itu Islam rahmatan lil ‘alamain.

Buku ini ingin mengingatkan kepada pembaca bahwa dulu Islam sangat berkembang selama 12 abad. Kejayaan Islam bahkan hingga ke Eropa. Selama lebih dari seribu tahun itu, dunia dibuat takjub dengan ilmu pengetahuan dan peradaban yang sangat maju di negri-negri Islam. Sayang, mulai abad XIX kekhalifahan Islam mulai runtuh. Hingga akhirnya di tahun 1924 kekhalifanan Ottoman resmi membubarkan diri.

Walaupun sekarang Eropa bukanlah negara Islam, tapi sisa-sisa peradaban Islam masih banyak yang terjaga. Mulai dari Mezquita di Cordoba, Hagia Sophia di Turki, Kopi Capucino di Italia, Bunga Tulip di Belanda, hingga Axe Historique di Paris.  Jejak-jejak peradaban itulah yang coba dikumpulkan oleh penulis melalui perjalanannya bersama Rangga sang suami.

Selain itu, sang penulis ingin menyampaikan bahwa kehidupan di luar negeri dan interaksi dengan realitas sekulerisme jangan sampai membuat kita menjadi terbawa arus westernisasi. Bahkan dalam novel ini diceritakan bagaimana seorang Muslim mampu bertutur dan berpikir ‘out of the box’ tanpa mengurangi esensi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamain.

Selamat membaca!

8 thoughts on “99 Cahaya di Langit Eropa (Review)

Tinggalkan Balasan ke Bambang Batalkan balasan